What I need to cross the border

So, sudah hampir 2 minggu ini saya beradaptasi dengan bikeroo.
Dari cuman keliling komplek 2 putaran, sampai akhirnya keluar dari area perumahan saya.
Melintasi jalan tikus dan keluarlah saya di Bintaro Jaya.
Yah walaupun belum terlalu jauh, tapi lumayan lah sampai rumah lagi bisa setengah jam.

Setelah hari ini melewati jalanan raya Bintaro Jaya, sepedaku yang masih perawan, masih bersih dari accessoriesm mulai merasakan perlunya beberapa accessories lain yang diperlukan untuk usaha saya kelak bersepeda ke kantor, well, secara medannya lebih ribet dan beberapa kendaraan di Jakarta cukup ganas.

Sementara ini, yang sudah nangkring di roo cuman bottle rack dan tentunya helm yang saya pakai sehari-hari. Om iwan sudah memberi masukan untuk memasang lampu di helm saya dimana berfungsi untuk pengendara malam, tapi karena bersepeda malam juga belum pernah dilakukan, so masih belum terlalu berfungsi.

So what do I need to cross the border…
Hmm…
1.    bel…ternyata pejalan kaki di jalanan masih banyak yang suka tidak tengok kanan-kiri dulu sebelum menyebrang jalan.
2.    Masker yang ampuh..…ya ampun, mau olah raga apa mau terapi polusi ya…Ampun deh polusi Jakarta.
4.    Speedometer…supaya tau saya jalan berapa jauh, jalanan Jakarta cukup muter2 juga
5.    Saddle…hihi…mulai kerasa niy bottom saya.